Kasus Campak di Eropa Naik Dua Kali Lipat Tahun 2024, Tertinggi dalam 25 Tahun Lebih

Lonjakan Kasus Campak di Eropa pada Tahun 2024
Kasus campak di Eropa melonjak dramatis pada tahun 2024, mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari 25 tahun.
Penyebab Kenaikan Kasus Campak
Lonjakan ini terjadi karena penurunan cakupan imunisasi selama pandemi COVID-19. Banyak negara di Eropa belum berhasil mengembalikan tingkat vaksinasi ke level sebelum pandemi, sehingga menciptakan celah kekebalan yang memungkinkan virus campak menyebar dengan cepat. WHO mencatat bahwa kurang dari 80 persen anak-anak di beberapa negara seperti Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, Makedonia Utara, dan Rumania menerima dosis pertama vaksin campak pada 2023. Angka ini jauh di bawah ambang batas 95 persen yang diperlukan untuk mencegah wabah.
Misinformasi dan skeptisisme terhadap vaksin juga memperparah situasi.
Dampak dan Risiko Campak
Campak adalah virus yang sangat menular, dengan satu orang terinfeksi dapat menularkan virus ke 12 hingga 18 orang lainnya. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, ensefalitis (radang otak), dehidrasi, dan kerusakan sistem kekebalan tubuh yang membuat penderitanya rentan terhadap infeksi lain.
Negara dengan Kasus Tertinggi
Negara-negara lain yang terdampak parah termasuk Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, dan Makedonia Utara, yang memiliki cakupan vaksinasi rendah.
Di Jerman, meskipun ada kewajiban hukum untuk vaksinasi campak pada anak-anak sejak 2019, jumlah kasus tetap meningkat dengan 614 kasus dilaporkan pada 2024. Lonjakan ini berkaitan dengan meningkatnya aktivitas antivaksin dan imigrasi.
Upaya Penanggulangan dan Imbauan WHO
Lonjakan kasus campak di Eropa pada tahun 2024 menjadi peringatan serius tentang dampak penurunan cakupan imunisasi dan pengaruh misinformasi terhadap kesehatan masyarakat. Campak kembali menjadi ancaman besar setelah sempat terkendali selama beberapa dekade.