Mengenal Diet Galveston untuk Atasi Berat Badan Menopause

PTASKES.COM – Pernah nggak sih kamu merasa berat badan makin naik padahal pola makan rasanya nggak berubah banyak? Nah, ini sering banget dialami perempuan yang masuk usia menopause. Banyak yang bilang, “udah nggak makan nasi, tapi kok tetap nambah timbangan ya?” Nah, jawabannya bisa jadi karena hormon!
Saat memasuki masa menopause, tubuh mengalami banyak perubahan. Salah satunya adalah penurunan hormon estrogen yang berdampak ke metabolisme, penyimpanan lemak, bahkan suasana hati. Nggak heran kalau banyak perempuan merasa makin gampang gemuk dan susah banget nurunin berat badan, meskipun udah coba diet sana-sini.
Nah, di sinilah Diet Galveston muncul sebagai salah satu solusi yang lagi banyak dibicarakan.
Apa Itu Diet Galveston?
Jadi, Diet Galveston ini pertama kali dikenalkan oleh Dr. Mary Claire Haver, seorang dokter kandungan dari Amerika Serikat. Beliau juga mengalami sendiri kesulitan mengatur berat badan saat menopause. Dari pengalaman pribadi dan ilmu medisnya, ia mengembangkan pola makan yang akhirnya dinamai “Galveston Diet”—diambil dari nama kota tempat ia tinggal.
Diet ini bukan sekadar diet untuk menurunkan berat badan, tapi lebih fokus pada mengatur hormon, mengurangi peradangan, dan menjaga kesehatan metabolik. Cocok banget buat kamu yang merasa metabolisme “melambat” sejak memasuki usia 40-an ke atas.
Prinsip Utama Diet Galveston
Diet Galveston sebenarnya menggabungkan beberapa pendekatan yang sudah terbukti secara ilmiah, yaitu:
1. Anti-Inflamasi (Mengurangi Peradangan)
Tubuh kita makin rentan terhadap peradangan saat hormon mulai berubah. Diet ini menganjurkan makanan yang anti-inflamasi, seperti sayuran berwarna, buah-buahan rendah gula, ikan berlemak, kacang-kacangan, dan lemak sehat (misalnya dari alpukat atau minyak zaitun).
2. Puasa Intermiten (Intermittent Fasting)
Puasa intermiten juga jadi bagian penting dari Diet Galveston. Biasanya pola yang digunakan adalah 16:8, yaitu berpuasa selama 16 jam dan makan hanya dalam jendela waktu 8 jam. Ini dipercaya membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan membakar lemak lebih efisien.
3. Rendah Karbohidrat Olahan
Karbohidrat tetap boleh dikonsumsi, tapi yang dipilih adalah jenis yang kompleks seperti quinoa, oatmeal, atau ubi. Karbo sederhana seperti roti putih, nasi putih, atau makanan manis disarankan dikurangi karena cepat menaikkan gula darah dan bikin gampang lapar.
Kenapa Diet Galveston Cocok untuk Menopause?
Karena diet ini dirancang khusus untuk mengatasi masalah yang muncul saat menopause, seperti:
-
Lemak menumpuk di perut
-
Perubahan suasana hati
-
Mudah lelah
-
Nafsu makan yang berubah-ubah
-
Gangguan tidur
Dengan mengatur pola makan dan waktu makan, tubuh bisa lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal. Plus, kamu juga bisa merasa lebih berenergi dan stabil secara emosional.
Apakah Aman?
Secara umum, Diet Galveston aman dan fleksibel, apalagi karena fokusnya bukan pada pembatasan kalori ketat, tapi pada pemilihan makanan yang cerdas. Tapi tentu saja, sebelum memulai pola diet apapun, apalagi kalau kamu punya kondisi medis tertentu (seperti diabetes atau gangguan tiroid), ada baiknya konsultasi dulu ke dokter atau ahli gizi.
Tips Memulai Diet Galveston
-
Pelan-pelan aja. Nggak perlu langsung ekstrem. Mulai dari memperbanyak makanan anti-inflamasi dulu.
-
Coba puasa intermiten bertahap, misalnya mulai dengan 12 jam dulu, baru naik ke 14 atau 16 jam.
-
Buat jurnal makanan, ini bantu kamu lebih sadar sama apa yang dikonsumsi.
-
Fokus ke rasa sehat, bukan cuma angka timbangan.
Penutup
Diet Galveston bukan diet kilat yang janji kurus dalam seminggu. Tapi kalau kamu cari pola makan yang lebih sustainable, ramah hormon, dan bisa bantu jaga tubuh tetap bugar di masa menopause, diet ini bisa banget jadi pilihan.
Yang paling penting, jangan lupa dengarkan tubuhmu. Perubahan hormon memang nyata, tapi dengan pola hidup dan makan yang tepat, kamu tetap bisa merasa sehat, ringan, dan percaya diri di fase hidup yang baru ini.