Kurikulum Merdeka Angkat Kearifan Lokal Di Indonesia

Kurikulum Merdeka Angkat Kearifan Lokal Di Indonesia

PTASKES  – Pengamat Pedagogik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Dr Budi Santoso mengatakan program Merdeka dapat mengajak para guru untuk berkreasi dalam mempromosikan kearifan lokal dan pembelajaran. “Melalui hiburan ini, guru bisa berkreasi, bisa belajar dari kearifan lokal, mungkin bekerja sama dengan UMKM untuk belajar berwirausaha bisnis,” kata Budi. keterangannya di Jakarta, Senin.

Budi mengatakan, proses belajar mandiri dapat memberikan pergantian mata pelajaran dan relaksasi, sehingga materi pembelajaran di sekolah dapat disesuaikan untuk merangsang kreativitas siswa. “Sekolah harus memahami apa yang penting di daerahnya sekarang dan ke depan untuk membuat program kemandirian ini. Saya temui siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta, mereka senang karena bisa mengembangkan keterampilannya,” ujarnya. – dia menyatakan. Banyak satuan pendidikan dasar (SD) yang merasakan dampak positif dari penerapan kurikulum mandiri yang dilaksanakan secara bertahap sejak tahun 2021-2022.

Kepala SD Kemala Bhayangkari 01 Balikpapan, Kalimantan Timur, Baharudin mengatakan, event Merdeka berbeda dengan event tahun 2013 karena penting untuk musim. “Berkat pelaksanaan program Merdeka, anak-anak senang, guru tenang dan orang tua senang sesuai dengan nilai-nilai sekolah yang belum pernah ada sebelumnya,” ujar Baharuddin. . Menurutnya, program Merdeka memberikan peluang kolaborasi bagi guru dan siswa untuk merancang pembelajaran, melalui perencanaan yang menghasilkan sesuatu untuk dikerjakan bersama.

“Makanya Merdeka dirayakan dengan cara yang membuat anak-anak merasa nyaman dalam belajar, sehingga tidak perlu terburu-buru untuk belajar,” ujarnya. Lanjutnya, kunci penerapan kurikulum mandiri adalah pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan tingkat keterampilan siswa di setiap kelas.

Direktur SDN Mampang Prapatan 02 Pagi, Jakarta Selatan, Yeyet Husnawati, memberikan dampak positif terhadap pelaksanaan program kemandirian. “Sebelumnya menggunakan program mandiri, guru lebih mementingkan menyelesaikan materi dalam satu semester atau satu tahun pelajaran, sekarang waktu untuk menyelesaikan pembelajaran lebih lama, sehingga guru dapat mengevaluasi kemampuan siswa untuk memperdalam pembelajaran dengan cara yang bermakna,” ujar Ouais. .

Menurutnya, keunggulan lain dari program swasta tersebut adalah sekolah profil siswa Pancasila (P5). Melalui program ini, para pengajar dan guru dapat menanamkan karakter yang baik kepada para siswa kedepannya.

“Dalam program ini kami hanya menanamkan karakter melalui pembiasaan, namun saya melihat anak-anak sangat menyukai kegiatan ini karena pembelajaran bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelas”, ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menutup pendaftaran penyelenggaraan program swasta tahun ajaran 2023-2024. Tercatat lebih dari 300.000 unit pengajaran di seluruh Indonesia antusias mendaftar untuk segera memanfaatkan manfaat program mandiri tersebut.

AdminASKES