Eradikasi Malaria di Cirebon: Sebuah Narasi Sejarah dan Kesehatan Publik

Eradikasi Malaria di Cirebon: Sebuah Narasi Sejarah dan Kesehatan Publik

ptaskes.com – Sebelum memasuki era kemerdekaan Indonesia, Kota Cirebon mengalami serangan wabah malaria yang signifikan. Menurut dokumentasi dalam “Verslag der Gemeente Cheribon over 1932,” pada tahun tersebut, Rumah Sakit Oranje Cirebon mengalami lonjakan pasien malaria, dengan angka mortalitas mencapai enam persen dari jumlah pasien yang dirawat.

Diskrepansi Antara Ambisi Kota dan Layanan Kesehatan

Selama dekade 1930-an, ketika Cirebon berusaha meningkatkan statusnya menjadi pusat urban yang modern, kota ini berhadapan dengan infrastruktur kesehatan yang tidak memadai. Hasilnya adalah tingkat kematian yang tinggi akibat malaria, yang diperparah oleh kondisi malnutrisi dan kelaparan yang luas di kalangan penduduk.

Transisi Cirebon Menjadi Wilayah Bebas Malaria

Dengan usaha berkelanjutan, Cirebon berhasil mengatasi wabah malaria yang telah lama menjadi masalah kesehatan publik. Sejak tahun 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon mencatat pencapaian penting dengan dinyatakannya wilayah tersebut bebas dari malaria, sebuah status yang dikukuhkan dengan penerimaan sertifikat dari Kementerian Kesehatan.

Kasus Malaria Impor dan Respons Kesehatan dalam Tahun 2023

Pada tahun 2023, Subhan, perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, melaporkan beberapa insiden kasus malaria impor. Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa individu yang terinfeksi telah mengunjungi daerah dengan prevalensi malaria yang tinggi. Meskipun demikian, kasus-kasus ini berhasil ditangani, dan semua pasien pulih.

Inisiatif Kesehatan Publik dan Bebas Malaria di Tahun 2024

Hingga tahun 2024, tidak ada kasus malaria baru yang tercatat di Kabupaten Cirebon. Dinas Kesehatan terus berupaya mencegah kasus impor dan mempertahankan status bebas malaria yang telah dicapai.

Status Bebas Malaria di Jawa Barat

Lebih luas lagi, Jawa Barat sebagai provinsi telah dinyatakan bebas dari malaria, dengan Kabupaten Pangandaran menjadi wilayah terakhir yang menerima sertifikat tersebut. Ini menandakan sebuah kemajuan substansial dalam penanganan kesehatan publik dan upaya eradikasi malaria di tingkat provinsi.

AdminASKES