Para tenaga medis mencatat bahwa mayoritas kasus baru terjadi pada kelompok usia muda, termasuk anak-anak berusia di bawah 14 tahun. Penyebaran HIV kini tidak lagi terbatas pada kelompok risiko tinggi, melainkan telah menyasar populasi umum melalui berbagai jalur penularan, termasuk hubungan seksual tanpa pengaman dan transmisi dari ibu ke anak.
Organisasi kesehatan dan LSM lokal menyoroti lemahnya edukasi seksual di sekolah-sekolah serta kurangnya akses terhadap alat kontrasepsi sebagai faktor utama di balik meningkatnya angka penularan. Banyak remaja di Filipina masih belum mendapatkan informasi yang memadai tentang HIV/AIDS, cara penularannya, dan metode pencegahan.
Pemerintah Filipina berupaya merespons dengan memperluas program deteksi dini dan penyuluhan di komunitas-komunitas rentan. Mereka juga meningkatkan distribusi alat tes HIV dan kondom secara gratis, terutama di daerah urban dan padat penduduk.
Meski begitu, para ahli kesehatan masyarakat menegaskan bahwa penanggulangan HIV tidak bisa berhasil tanpa keterlibatan aktif keluarga, sekolah, dan masyarakat. Edukasi dini, stigma yang ditekan, dan layanan kesehatan yang mudah diakses menjadi kunci utama dalam mencegah penyebaran virus lebih luas.
Dengan meningkatnya jumlah anak-anak yang terinfeksi, Filipina kini berada dalam situasi darurat yang menuntut tindakan cepat dan menyeluruh dari semua pihak.