Bahlil Hentikan Tambang Nikel Sementara di Raja Ampat, Pengamat Desak Dihentikan Permanen demi Kelestarian Alam

Bahlil Hentikan Tambang Nikel Sementara di Raja Ampat, Pengamat Desak Dihentikan Permanen demi Kelestarian Alam

ptaskes.com – Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menghentikan sementara aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Ia mengambil keputusan ini setelah mendengar langsung keluhan dari masyarakat adat, pegiat lingkungan, dan akademisi yang menyoroti kerusakan ekosistem akibat penambangan.

Bahlil memerintahkan timnya untuk mengevaluasi seluruh izin dan dampak lingkungan dari tambang tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa membiarkan eksploitasi tambang merusak wilayah konservasi sekelas Raja Ampat. “Kami harus menjaga ekosistem yang menjadi warisan dunia,” ujar Bahlil dalam konferensi pers.

Pengamat lingkungan dari berbagai organisasi menyerukan agar pemerintah menghentikan tambang secara permanen. Mereka menyampaikan bahwa aktivitas pertambangan berpotensi menghancurkan terumbu karang, mencemari laut, dan mengganggu mata pencaharian warga lokal.

“Kalau pemerintah serius menjaga lingkungan, mereka harus mencabut izin tambang, bukan hanya menghentikannya sementara,” tegas seorang pengamat dari LSM konservasi.

Warga Raja Ampat juga menyuarakan penolakan tegas terhadap tambang. Mereka menggelar aksi damai dan menyampaikan surat terbuka kepada Presiden. Para tokoh adat menolak keras eksploitasi tanah ulayat mereka demi kepentingan industri. “Kami menjaga laut dan hutan selama ratusan tahun. Jangan rusak hanya dalam beberapa bulan,” kata seorang tetua adat.

Kini masyarakat, pengamat, dan aktivis menunggu keputusan final pemerintah. Apakah Bahlil dan jajarannya akan berdiri untuk kelestarian alam, atau kembali memberi ruang bagi eksploitasi tambang di salah satu surga dunia yang tersisa.

Nirmala