Deteksi Kanker Payudara, Lakukan “Sadari” Setiap Siklus Menstruasi

Deteksi Kanker Payudara, Lakukan “Sadari” Setiap Siklus Menstruasi

Kanker payudara masih menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut data dari Globocan 2020, kanker payudara menyumbang sekitar 16,6% dari seluruh kasus kanker baru di Indonesia, dan menempati urutan pertama pada jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan. Sayangnya, banyak kasus kanker payudara baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut, ketika pengobatan menjadi lebih sulit dan peluang kesembuhan semakin kecil.

Padahal, deteksi dini kanker payudara terbukti dapat meningkatkan angka harapan hidup penderita secara signifikan. Salah satu metode deteksi dini yang paling mudah, murah, dan bisa dilakukan sendiri adalah SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara rutin setiap bulan, terutama setelah siklus menstruasi, saat kondisi payudara lebih lunak dan tidak bengkak.

Apa Itu SADARI?

SADARI adalah singkatan dari Periksa Payudara Sendiri. Ini adalah metode pemeriksaan mandiri yang bertujuan untuk mengenali bentuk, ukuran, serta tekstur payudara agar bisa mendeteksi adanya perubahan atau benjolan yang tidak biasa. SADARI tidak membutuhkan alat khusus dan bisa dilakukan di rumah hanya dalam beberapa menit.

Langkah-langkah SADARI sebaiknya dilakukan sekitar hari ke-7 hingga ke-10 dari siklus menstruasi, ketika kadar hormon estrogen menurun dan payudara berada dalam kondisi yang paling nyaman untuk diperiksa.

Cara Melakukan SADARI

Berikut langkah-langkah sederhana melakukan SADARI:

  1. Perhatikan di depan cermin: Berdirilah tegak di depan cermin, lepaskan pakaian bagian atas, dan amati kedua payudara. Perhatikan apakah ada perubahan bentuk, ukuran, kulit mengerut, atau puting yang tertarik ke dalam.
  2. Angkat kedua tangan: Angkat kedua tangan ke atas dan amati kembali apakah ada perubahan pada kontur atau kulit payudara. Kadang benjolan atau tarikan jaringan bisa terlihat lebih jelas saat posisi tangan berubah.
  3. Periksa sambil berbaring: Berbaringlah telentang, letakkan bantal di bawah bahu kanan jika ingin memeriksa payudara kanan. Gunakan tiga jari tengah tangan kiri untuk meraba payudara dengan gerakan melingkar, dari luar ke dalam dan dari atas ke bawah. Ulangi untuk sisi lainnya.
  4. Periksa saat mandi: Saat mandi dan tubuh dalam keadaan basah, pergerakan tangan menjadi lebih mudah untuk merasakan benjolan atau area yang mengeras. Lakukan gerakan melingkar pada payudara seperti saat berbaring.

Jika ditemukan benjolan, keluarnya cairan dari puting (terutama berdarah), perubahan kulit (seperti kerutan atau kemerahan yang tidak biasa), atau rasa nyeri yang menetap, segera konsultasikan ke dokter. Tidak semua benjolan adalah kanker, tetapi deteksi dini bisa membuat perbedaan besar.

Pentingnya Konsistensi dan Kesadaran

Melakukan SADARI bukan berarti Anda menggantikan peran pemeriksaan medis, melainkan sebagai langkah awal mengenali perubahan pada tubuh Anda sendiri. SADARI harus dilakukan secara rutin setiap bulan. Semakin Anda mengenal kondisi normal payudara Anda, semakin cepat pula Anda dapat merasakan jika ada yang tidak biasa.

Selain SADARI, pemeriksaan klinis oleh tenaga medis (SADANIS) dan mammografi secara berkala (terutama bagi perempuan usia di atas 40 tahun atau yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara) juga sangat penting.

Penutup

Kanker payudara bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia. Namun, dengan kesadaran akan pentingnya deteksi dini melalui SADARI yang dilakukan secara rutin setiap bulan setelah siklus menstruasi, peluang untuk menemukan kanker pada stadium awal akan meningkat. Ini berarti pengobatan bisa dimulai lebih cepat dan hasilnya lebih efektif.

Lindungi diri Anda dan edukasi orang-orang terdekat. SADARI adalah langkah kecil yang bisa menyelamatkan nyawa. Mulailah dari sekarang, dan jadikan kebiasaan ini sebagai bagian dari perhatian Anda terhadap kesehatan.

AdminASKES